Pendidikan Biologi, UIN Syarif hidayatullah Jakarta

Senin, 04 November 2013

Membran Sel



Fungsi Membran Sel
Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai berikut:
a.       Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membrane yang membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi atau tembok. Sehingga kegiatan di masingmasing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel berisi cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan malapetaka bagi sel tersebut.
b.      Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan. Membran plasma mengantari interaksi antarsel dalam organisme multiseluler.
c.       Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan hal yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP atau senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam mambran dari mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara pasti, namun demikian membran sangat terlibat dalam proses ini.
d.      Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam-macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam “ligand”.[1]
Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan neurotrasmitter,semuanya terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalam pengaturan bermacam-macam kejadian dalam sel.
e.       Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel . enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria. Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada saling berdekatan.
Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi yang diperlukan. Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai “carrier” dipandang sebagai mekanisme dalam proses dalam tarnspor aktif.
Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut adenilsiklase yang terdapat pada hampir semua jaringan mamalia kecuali sel darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan perubahan ATP menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel, misalnya:sistem enzim menjadi aktif, terjadi perubahan permeabilitas membran terhadap substansi tertentu, terjadi sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.
f.       Membran Sel Sebagai Perantara
Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut. Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu substansi tersebut. Permeabilitas membrane plasma tergantung dari
1.      Ukuran sel
2.      Kelarutan dalam lemak
3.      Muatan ion
4.      Ada atau tidak ada nya molekul penyangkut[2]

g.      Pergerakam Substansi Melintasi Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh. Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif.
h.      Sebagai pembatas
Lapisan yang bersinambungan, melindungi sel inti, organel. Pembatas yang bersifat selektif permeabel untuk mencegah pertukaran molekul dari satu sisi ke bagian lainnya. Memungkinkan substansi tertentu masuk ke sitoplasma dari lingkungan luar serta mencegah masuk nya senyawa tertentu masuk ke sitoplasma.
i.        Mendukung aktivitas biokimia yang berlangsung didalam sel
Beberapa proses didalam sel tergantung pada suatu serial reaksi yang dikatalis oleh enzim yang terdapat dalam membrane, produk suatu reaksi akan bertindak sebagai reaktan untuk reaksi selanjutnya. Jika enzim yang berbeda pada membrane plasma berada dalam susunan yang berurutan, produk suatu reaksi dapat dilepaskan ke dekat enzim untuk reaksi berikutnya.
j.        Perpindahan suatu senyawa terlarut
k.      Memberikan respon terhadap rangsangan luar
Berperan dalam memberikan respon terhadap rangsangan luar, transduksi sinyal reseptor dan ligand. Tipe sel yang berbeda memiliki molekul reseptor yang berbeda.[3]
Transpor molekul melalui membran
Membran biologis merupakan contoh yang sangat bagus untuk struktur supramolekular, banyak molekul yang tertata kedalam tingkat organisasi yang lebih tinggi dengan sifat-sifat emergen yang melebihi sifat-sifat molekul individual. kemampuan meregulasi transport melintasi perbatasan selular, merupakan suatu fungsi yang esensial dalam keberadaan sel. Model mozaik fluid membantu menjelaskan bagaimana membran meregulasi lalu-lintas molekular pada sel. Lalu-lintas molekul kecil dan ion secara terus-menerus melintasi membran plasma dalam dua arah. lalu-lintas melalui membran berlangsung ekstensif, membran sel bersifat permeabel selektif, dan zat-zat tidak melintasi penghalang itu secara bebas. Sel mampu mengambil berbagai macam molekul kecil dan ion sambi menolak berbagai zat lain.
Molekul-molekul nonpolar, misalnya hidrokarbon, karbon dioksida, dan oksigen bersifat hidrofobik, sehingga dapat larut dalam lapisan ganda lipid membran dan melintas dengan mudah, tanpa bantuan protein membran,. Akan tetapi inti hidrofobik membran menghalangi ion dan molekul polar yang bersifat hidrofilik, untuk melintas langsung melalui membran.
Membran sel sebenarnya permeabel terhadap ion-ion spesifik dan beraneka macam molekul polar. zat-zat hidrofilik ini dapat menghindarkan kontak dengan lapisan ganda lipid dengan cara menyebrang melalui protein transpor (transport protein) yang membentang ke kedua sisi membran.
Beberapa protein transpor, yang disebut protein saluran (chanel protein), berfungsi dengan cara memiliki saluran hidrofilik yang dapat digunakan oleh molekul atau ion atomik tertentu sebagai terowongan menyebrangi membran. Misalnya, lalu lalang molekul air melalui membran pada beberapa sel tertentu sangat terbantu oleh saluran protein yang terkenalebagai akuaporin (aquaporin). Protein transpor lain, yang disebut protein pembawa (carrier protein). Protein transpor bersifat spesifik bagi zat yang ditranslokasikan (dipindahkan), hanya memungkinkanzat tertentu menyebrangi membran. Misalnya, glukosa yang diangkut dalam darah dan dibutuhkan oleh sel darah merah untuk aktivitas selular, memasuki sel darah merah secara cepat melalui protein pembawa spesifik dalam membran plasma. Glukosa tersebut melintasi membran 50.000 kali lebih cepat dari pada berdifusi sendiri. “Transpor glukosa” ini merupakan protein pembawa yang sangat selektif hingga fruktosa, isomer struktur glukosa pun ditolak. Dengan demikian, permeabilitas selektif membran bergantung pada penghalangan selektif oleh lapisan ganda lipid dan protein transpor spesifik yang tertanam dalam membran.
Transpor molekul melalui membran
1.      Transpor pasif.
Molekul memiliki tipe energi yang disebut gerak ternal (panas atau kalor). Salah satu hasil gerak termal adalah difusi (diffusion), pergerakan molekul zat sehingga tersebar merata di dalam ruang yang tersedia. setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi suatu molekul dapat memiliki arah tertentu. Difusi adalah pergerakan spontan zat menuruni gradien konsentrasinya. Difusi zat melintasi membran biologis disebut transpor pasif (passive transport). diffusi air melintasi membran permeabel selektif disebut osmosis. pergerakan air melintasi membran sel dan keseimbangan air antara sel dan lingkungannya bersifat krusial bagi organisme.
Keseimbangan air pada sel tidak bedinding, ketika mempelajari perilaku sel dalam larutan, konsentrasi zat terlarut dan permeabilitas membran harus semata-mata diperhitungkan. Kedua faktor ini diperhitungkan dalam konsep tonisitas (tonicity), kemampuan larutan untuk menyebabkan sel memperoleh atau kehilangan air. Tonisitas larutan bergantung sebagian pada konsentrasi zat terlarut yang tidak dapat melintasi membran (zat terlarut bukan-penembu), relatif terhadap yang terdapat dalam sel.
Keseimbangan air pada sel berdinding, sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan beberapa protista memiliki dindng. Ketika sel macam itu direndam dalam larutan hipotonik-terendam dalam air hujan, misalnya dinding selmembantu mempertahankan keseimbangan airnya. Contohnya sel tumbuhan.[4]


a.    Difusi sederhana
Hanya sejumlah kecil jenis molekul yang bergerak melalui membran dengan cara difusi. Molekul yang bersifat hidrofobik dengan mudah dapat bergerak melalui membran karena larut lemak. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik, yang berukuran kecil saja yang dapat melewati membran, sedangkan yang berukuran besar tidak dapat melewatinya. Hal ini disebabkan karena pada membran plasma terdapat pori-pori. Pori-pori yang ada baru pori-pori yang dibentuk oleh adanya protein integral, sedangkan pori-pori diantara molekul lemak bersifat hipotetik, karena tidak dapat dilihat atau dibuktikan walaupun menggunakan mikroskop elektron, namun kenyataannya dapat melalui materi. Gas-gas seperti O2, N2, dan CO2, molekul hidrofobik seperti benzena, molekul polar berukuran kecil dan tidak bermuatan seperti H2O dan etanol dapat melintasi membran plasma. Akibat molekul-molekul polar yang lebih besar dan tidak bermuatan seperti glukosa tidak dapat melewati membran dengan mekanisme ini, demikian juga molekul-molekul bermuatan dari berbagai ukuran termasuk ion-ion kecil seperti H+, Na+, K+, dan Cl-. Molekul-molekul ini dapat melewati membran melalui aktivitas protein yang mengontrol lalu-lintas kebanyakan molekul biologik ke dalam dan ke luar sel.

b.   Difusi terfasilitasi
Seperti halnya difusi sederhana namun pengangkutan materi dapat berlangsung dengan cepat. pergerakan molekul ditetukan oleh gradien konsentrasinya, dan untuk molekul-molekul bermuatan ditentukan oleh potensial listriknya. Difusi ini menggunakan fasilitas yaitu protein membran. Protein membran khusus yang dapat melakukan materi melalui membran disebut protein membran transpor. Ada dua jenis protein membran transpor yaitu protein karierbdan protein kanal. Protein karier disebut juga pembawa, mediasi, atau transporter. Ada transporter yang mengikat molekul-molekul spesifik untuk dilalukan ke sisi lain membran, seperti gula, asam-asam amino, dan nuklotid, dan ada transporter yang khusus mengikat anion dan kation seperti Na+, K+, Ca2+, dan Cl-.
Protein kanal dalam bekerjanya dengan membentuk pori terbuka dalam membran, membiarkan molekul-molekul kecil yang ukuran dan muatannya sesuai untuk dilewatkan membran dengan bebas. Salah satu bentuk protein kanal adalah porin. Porin sengaja membiarkan ion-ion dan molekul-molekul polar yang kecil melintasi membran. Protein kanal juga membiarkan molekul-molekul melintas dari sel ke sel yang lain melalui gap junction.[5]


2 Transpor aktif
Kerja dibutuhkan untuk memompa zat terlarut melintasi membran melawan gradien konsentrasinya dan menggunakan energi. Oleh karena itu, tipe lalulintas membran ini disebut transpor aktif (active transport). Tanspor aktif memungkinkan mempertahankan konsentrasi internal zat terlarut kecil yang berbeda dari konsentrasi di lingkungan. [6]
Ada beberapa karakteristik transpor aktif, yaitu melawan gradien kimiawi atau potensial elektrik, memerlukan energi metabolic dan sensitif terhadap adanya racun, tergantung pada adanya aktivitas membran protein, dan spesifik untuk substansi tertentu. Transpor aktif dapat terjadi secara langsung dan transport aktif tak langsung. Yang termasuk transpor aktif langsung adalah pompa P dan pompa V, sedangkan yang termasuk transport aktif tak langsung adalah simport dan antiport.
Yang termasuk pompa tipe P, adalah pompa H+ ATP-ase, pompa Ca2+ ATP-ase, dan pompa Na+/K+ ATP-ase. Pompa H+ ATP-ase mengaktifkan gerakan H+ keluar sel, pompa Ca2+ ATP-ase melawan gradien konsentrasi keluar sel atau masuk vesikel sitoplasma, sedangkan pompa Na+/K+ memompa Na+ keluar sel dan K+ masuk ke dalam membran sel dengan aksi pompa bersaman. Sedangkan tipe pompa V strukturnya sama dengan FoF1-ATP-ase yang menggunakan H+ gradien sebagai sumber energi untuk sitesis ATP pada bakteri, ganggang biru, mitokondria, dan kloroplas. Sedangkan transpor aktif tak langsung meliputi simport dan antiport. Simport mengangkut substansi dengan arah yang sama dengan ion pemandu, sedangkan antiport mengangkut substansi dengan arah yang berlawanan dengan ion pemandu. Simport dan antiport dikenal dengan transpo berpasangan. Sedangkan uniport pergerakan ion tunggal dalam satu arah.[7]


                                                                                                              


                                                                                                                


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyFRkjKEW-RZ533Z416MaBJ5gdRdb89c5KhgP7v6Pe1sMfhyHP4a5TOV-WEe6SQ6mRNagdyCGF0oWgk8hsfkBo7DAxqTkewmCFzP8V6ffB5SXeLEUTbwFLKuqkPC8oPIZOOs78TqeSTgo/s1600/New+Picture+%284%29.png
 







Gambar pompa natriuk-kalium: contoh spesifik transpor aktif.
1. Na+ pada sitoplasma berikatan dengan pompa natrium-kalium. Afinitas terhadap Na+ tinggi saat protein berbentuk seperti ini.
2. Pengikatan Na+ merangsang fosforilasi (penambahan gugus fosfat) protein oleh ATP.
3. Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk, sehingga afinitasnya terhadap Na+ menurun, yang dilepaskan ke sebelah luar.
4. Bentuk baru protein memiliki afinitas tinggi terhadap K+, yang berikatan ke sisi ekstraseluler, dan memicu pelepasan gugus fosfat.
5. Hilangnya fosfat mengembalikan bentuk awal protein, yang memiliki afinitas lebih rendah terhadap K+.
6. K+ dilepaskan, afinitas terhadap Na+ tinggi lagi, dan siklus ini berulang.[8]

 Proses transpor aktif dibagi menjadi transport aktif primer dan sekunder.
1.      Transport aktif primer
Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktif primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam membran. Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di dalam sel daripada di luar sel. Sementara konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil daripada di luar sel.
2.   Transpor aktif sekunder terbagi menjadi dua:
a.       Transport aktif sekunder co-transport (symport atau satu arah)
Pada transport sekunder co-transport, glukosa atau asam amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co-transport
b.      Tansport aktif sekunder counter transport (antiport/ berlawanan arah)
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.[9]

 Transpor makromolekul
Pengangkutan makormolekul berukuran besar dan partikel tidak mungkin melibatkan protein membran. Perpindahan makromolekul dari dalam atau ke luar sel dapat terjadi dengan cara pengangkutan makromolekul dan partikel-partikel melalui eksositosis[10]. Banyak sel sekresi menggunakan eksositosis untuk mengekspor produk. Misalnya, beberapa sel di pankreas membuat dan menyekresikan insulin ke dalam cairan ekstraselular memlalui eksositosis. Contoh lainnya adalah neuron (sel saraf), yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan neurontransmiter yang memberikan sinyal kepada neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan membuat dinding, eksositosis mengantarkan protein dan karbohidrat dari vesikel golgi ke luar sel.[11] Apabila berlangsung pelepasan dari sel-sel ke luar sel, sedangkan melalui endositosis apabila berlangsung pemasukan makromolekul dan partikel-partikel ke dalam sel.[12] Ada tiga tipe endositosis: fagositosis (phagocytosis ‘pemakanan selular’), pinositosis (pynocytosis ‘peminuman selular’), dan endositosis  apa diperantarai-reseptor (receptor-mediated endocytosis)
Sel manusia menggunakan endositosis diperantarai reseptor untuk mengambil kolestrol yang dimanfaatkan dalam sintesis membran dan steroid-steroid lain. Kolestrol mengalir dalam darah sebagai partikel yang disebut lipoprotein berdensitas rendah (low-density lipoprotein, LDL),  kompleks yang terdiri dari lipid dan protein. LDL bekerja sebagai ligan (ligand, istilah untuk molekul apa pun yang berikatan secara spesifik dengan situs reseptor molekul lain) dengan cara berikatan dengan reseptor LDL pada membran plasma dan kemudian memasuki sel melalui endositosis. Macam-macam endositosis pada hewan:
1.      Fagisitosis, dalam fagositosis (phagocytosis) sel menalan partikel dengan cara menyelubungi partikel dengan pseudopia dan menemasnya dalam kantong berselaput membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel dicerna setelah vakuola berfusi dengan lisosom yang mengandung enzim-enzim hidrolitik.
2.      Pinositosis, dalam pinositosis (pynocytosis), sel ‘meneguk’ droplet-droplet pada cairan ekstraselular ke dalam vesikel kecil. Bukan cairan itu sendiri yang dibutuhkan pleh sel, melainkan molekul-molekul yang terlarut dalam droplet tersebut. Karena semua zat yang terlarut ditelan oleh sel. Zat-zat yang ditransfor oleh pinositosis tidak bersifat spesifik.
3.      Endositosis diperantarai reseptor (receptormediated endocytosis) memungkinkan sel memperoleh zat spesifik dalam jumlah besar, meskipun zat tersebut mungkin tidak terdapat terlalu banyak dalam cairan ekstraselular. Protein reseptor biasanya telah mengumpul di wilayah-wilayah membran yang disebut ceruk berselaput, dengan bagian yang menghadap sitoplasma (sisi sitoplasmiknya) dilapisi oleh membran lapisan rapat protein selaput. Zat-zat spesifik (ligan) berikatan dengan reseptor-reseptor ini. Ketika pengikatan terjadi, ceruk berselaput membentuk vesikel yang mengandung molekul ligan.[13]



[1] Ibid. hlm 7-8
[2]  Ibid. hlm 9 - 10
[3] Ibid. hlm 11
[4] Neil. Campbell. Op.Cit. hlm 141 -142
[5] Sumadi dan Aditya Marianti. Op.Cit. hlm 71
[6] Nail A. Campbell. Op.Cit. hlm 146
[7] Sumadi dan Aditya Marianti. Op. Cit. Hlm 72-74
[8] Neil A. Campbell. Op. Cit. Hlm 146
[10] Sumadi dan Aditya Marianti. Op. Cit. Hlm 75
[11] Neil A.Campbell. Op.Cit. hlm 148 149
[12] Sumadi dan Aditya Marianti. Op. Cit. Hlm 75
[13] Neil A. Campbell. Op. Cit hlm 149

Tidak ada komentar:

Posting Komentar